Sunday, August 30, 2015

Menikah sambil kuliah, kenapa tidak?

Menikah sambil kuliah adalah hal yang luar biasa bagi kami.

Dulu...saya tidak pernah terbayang
menikah diusia muda. 

Bukan cita-citaku menikah diusia muda.
Namun..ternyata ketika jodoh itu datang. Kita tidak pernah tahu kapan jodoh itu datang menghampiri kita.

Begitupula yang terjadi pada kami berdua.
Saya dan suami yang memiliki komitmen tidak ada kamus istilah pacaran dalam hidup kami.

Kalau ada yang betul-betul serius ingin menikah denganku.biasanya saya akan berikan tantangan pada mereka.

Kalau berani datang dan melamar pada orangtuaku. Maka saya acungkan dua jempol atas keberanian mereka.

Ternyata teman laki-laki  yang mengenal saya mereka berani melamar  saya namun mereka berguguran disaat ditolak lamarannya oleh orangtuaku.

Karena posisi saya masih kuliah.Jadi orangtua saya keberatan untuk menikahkan saya dengan yang lain.

Saya sendiri awalnya tidak begitu antusias untuk menikah diusia muda.

Namun berbeda dengan suamiku. Beliau begitu semangat memperjuangkan untuk menikah denganku.

Hal itupula yang membuat saya luluh dan terharu dengan perjuangannya.

Ya...saya memang tak punya mimpi menikah diusia muda.

Namun ternyata kami dipertemukan oleh Allah memiliki visi dan misi yang sama.

Kami ingin menegaknya setengahnya din. 
Sehingga saya fokus bisa kuliah. Dan suami fokus dan semangat untuk mencari nafkah.

Kami menikah diusia muda, saat itu usia saya 21 tahun dan usia suami 25 tahun, 

Saya juga tidak sembarang, memilih pasangan hidup. 

Selama taaruf dan bertukar biodata. Saya mencari tahu sebanyak-banyak tentang beliau kepada sahabat-sahabat terdekatnya. Sambil shalat istikhoroh. 

Saya berdoa
Ya Allah berikan jodoh yang terbaik untuk dunia dan akhirat kami yang dapat membahagiakan dan menyelamatkan kami baik di dunia maupun diakhirat.

Alhamdulillah..setelah proses yang penuh perjuangan. Walaupun pada awalnya orangtua saya tidak mengizinkan.

Ternyata suamiku betul-betul meyakinkan orangtuaku. Bahwa dengan menikah. Tidak akan menghalangi semua mimpi dan cita-citaku.

Beliau janji akan mendukung dan mensupport apapun yang positif untuk kemajuan saya.
Dan suamiku betul-betul membuktikan janjinya. Sehingga orangtuaku akhirnya merestui kami menikah.

Karena saya yakin Ridho Allah ada pada Ridho orangtua.

Hanya sekitar dua minggu setelah proses pertemuan saya dengan suami.
Akhirnya kami menikah.

Saya pikir yang namanya cinta atau sayang nanti juga akan tumbuh subur jika kita pupuk dengan baik.

Kami juga yakin dengan menikah muda, kita bisa lebih terjaga dari hal-hal yang mudarat.
Tak mudah memang menjalaninya.
Namun...Alhamdulillah...kita bisa melaluinya bersama.

Kini 15 tahun pernikahan kami.

Alhamdulillah ...selama ini pula saya dan suami jarang sekali kami bertengkar bahkan tidak pernah ada percekcokan.

Saat ada masalah, kami biasanya mengkomunikasikan bersama, sehingga bisa menghasilkan solusi yang terbaik.

Saya dan suami memiliki perbedaan sifat. Namun kami memiliki  hobi yang sama, yaitu senang membaca dan senang dengan dunia anak-anak. 

Kami juga bisa saling melengkapi kekurangan kami.

Suami saya yang kharismatik, ulet, pekerja keras,  begitu sayang dan perhatian juga bertanggung jawab pada keluarga.

Beliau memang tidak banyak bicara. Lebih banyak memberikan contoh teladan yang baik bagi keluarga, dan beliau selalu membuktikan cinta dan kasih sayangnya lewat perbuatannya.

Banyak pembelajaran yang saya dapatkan dari pernikahan yang kami jalankan.

Kami jadi belajar saling memahami, 
saling pengertian, saling mengenal, saling menghargai, saling menyayangi dan saling mensupport  juga bisa bersinergi.

Kami juga bisa saling memberikan masukan.

Jika saya lagi sedih, suami yang menghiburku. Begitupula sebaliknya.

Ketika menikah disaat masih kuliah. saya juga masih harus berjuang untuk mendapatkan gelar sarjana. 
Begitu menguras tenaga dan pikiran.
Saya harus bimbingan skripsi dengan membawa putriku.

Terkadang..sebelum bimbingan saya harus menitipkan putriku terlebih dahulu pada yang lain. 

Untungnya ada saudariku yang selalu bersedia menjaga putriku saat bimbingan skripsi.
Namun saya yakin ketika kita menjalani kehidupan ini dengan penuh kesabaran dan lapang dada dan ikhlas.

Ujian apapun yang Allah takdirkan pada kita, akan bisa kita lalui bersama.

Semoga Allah selalu memberikan keberkahan pada keluarga kita semua.

Dan menjadikan keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah.
Suamiku sayang...

Terimakasih banyak telah setia mendampingiku dalam suka maupun duka.
Semoga Allah senantiasa membimbing kita dalam meraih ridho dan surga-Nya.
Aamiin Yaa Robbal Alamin

Jangan pernah takut menikah diusia muda ya.

Happy Anniverssary..

21 Sept 2015

2 comments:

  1. Alhamdulillah.. semoga Alloh mudahkan segenap urusan mbak dan mas :) aamiin

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah.. semoga Alloh mudahkan segenap urusan mbak dan mas :) aamiin

    ReplyDelete